Setelah mereka bertemu di tempat acara pameran tersebut akhirnya mereka bertemu di dalam satu ruangan dan satu meja undangan dari wali kelas karena ia merasa bangga mempunyai siswi seperti En Xi dan Xin Ai. Wali kelas pun menerangkan semua kelebihan En Xi ia adalah ketua kelas dan juga juara umum. Mendengar En Xi menjadi ketua kelas dengan tanpa sengaja ajhuma itu memberi pujian bahwa En Xi hebat. Sedangkan Xin Ai hanya menjadi wali kelas.
Dan saat itulah untuk pertama kalinya Nyonya Yin bertatap muka dengan anak kandungnya, sedangkan Tuan Yin memuji Xin Ai dengan memberikan pujian bahwa Xin Ai mempunyai wajah yang manis. Tuan Yin juga banyak bertanya kepada Xin Ai tentang kesehariannya, dan itu membuat En Xi aneh dan hanya bisa memandang ayahnya dengan banyak pertanyaan. Tidak hanya En Xi yang kecewa, karena merasa perkataan serta perilaku ayahnya yang sudah di luar kendali Jun Xi pun berpamitan untuk ke toilet. Sesampainya di rumah Tuan Yin memberi tahu istrinya bahwa ibu Xin Ai sudah melakukan tes darah dan hasilnya adalah Xin Ai memiliki darah O.
Saat di taman En Xi sedang berbicara sendiri dengan gelas bergambar wajah. Datanglah Jun Xi melihat adiknya dengan sedih (mungkin Jun Xi sedih menerima kenyataan bahwa En Xi memang bukan adik kandungnya ..) dan dia pun mengingat kenangan asal-usul dari gelas bergambar wajah yang sedang di pegang En Xi sekarang. Saat itu tepat mereka sedang merayakan ulang tahun ibu mereka, dan Jun Xi memberikan kotak hadiah yang berisi 4 gelas bergambar wajah ibu, ayah, Jun Xi dan juga En Xi yang ia buat dengan tangannya sendiri. Akhirnya ibu memberikan mereka masing-masing gelas sesuai gambar dan nama mereka, disaat itu juga ibu berkata bahwa ia tidak mau berpisah dan ingin hidup bersama-sama selamanya.
Sedangkan di rumah Xin Ai ia sedang ribut dengan ibunya karena Xin Ai ingin makan masakan yang ibunya jual tapi ibunya malah marah-marah. Xin Ai heran kenapa ibunya marah dan tidak memberinya makan. Ibu hanya berkata bahwa ia harus pulang lebih awal. Xin Ai menjawab ia tidak mau karena kalau ia pulang lebih awal hanya akan disuru bekerja, maka dari itu lah kakaknya kabur dari rumah. Karena kata-kata Xin Ai keterlaluan ibu pun hendak memukulnya dan Xin Ai pun kabur berangkat sekolah tanpa makan dahulu. Berbeda dengan En Xi yang sedang bersiap-siap berangkat sekolah dan ibu nya membawakan rantang dengan makanan kesukaan En Xi yaitu daging babi.
Tiba-tiba ibu bilang pada En Xi bahwa rambut En Xi sedikit berantakan, padahal ibu En Xi hanya mau melihat lebih jelas lagi telinga anak nya itu, ia mengusap telinga En Xi dan benar telingganya memang berbeda, telinga En Xi tipis berbeda dengan telinganya (mungkin ibu En Xi ingin meyakinkan x ya apakah memang En Xi benar-benar bukan anaknya, kasian bgt y ibu En Xi melihat kenyataan kalau mereka memang beda ..) Ibu En Xi pun ingat saat mereka mandi bersama bahwa En Xi menyadari telinganya berbeda dengan ibu dan neneknya.
Saat makan siang pun tiba, En Xi sudah tidak sabar membuka bekel dari ibunya dan akhirnya ia buka teman-teman berteriak semua kalau makanan yang di bawa En Xi sangatlah enak. Xin Ai mendegar teriakan teman-teman ia hanya bisa memandangi iri pada En Xi karena makanan nya tidak seenak En Xi. Saat En Xi hendak mengambil minum tiba-tiba ia menabrak Xin Ai dan makanan Xin Ai pun jatuh semua, Xin Ai hanya memandang sinis dan berlalu tanpa menghiraukan kata maaf dari En Xi (padahal kan Xin Ai yang sengaja menabrakan diri, mungkin dy iri sama makanan En Xi ..)
Saat jam pulang En Xi melihat Xin Ai sedang bertengkar dengan seorang anak laki-laki dan En Xi mendengar anak itu meminta uang pada Xin Ai karena Xin Ai tidak juga member, anak laki-laki itu hendak memukulnya tapi sebelum itu terjadi En Xi mengeluarkan seluruh uang nya dan memberikan pada anak laki-laki itu. Tapi Xin Ai marah tidak mau menerima bantuan dari En Xi tapi karena anak laki-laki itu terus ingin memukulnya ia pun menerimanya. Xin Ai hanya berkata jangan lagi kau minta uang padaku kakak, kau sudah sering mencuri uang ibu. En Xi kaget mendengar Xin Ai memanggilnya kakak. En Xi bertanya apakah benar itu kakak nya Xin Ai, Xin Ai pun membenarkan dan ia bilang bahwa kakak nya adalah preman dan setelah kejadian ini Xin Ai berharap tidak akan bertemu lagi dengan En Xi. Lalu Xin Ai pun berlari meninggalkan En Xi, karena tidak hati-hati ia pun hamper di tabrak mobil ayah En Xi dan tidak lain adalah ayah nya sendiri Tuan Yin.
Karena tau siapa yang hampir ia tabrak adalah Xin Ai Tuan Yin pun segera memanggil Xin Ai. Lalu mereka berbincang-bincang dan makan bersama. Xin Ai telihat sangat lapar dan menikmati makanan yang di belikan oleh Tuan Yin, Tuan Yin pun menuangkan air untuk Xin Ai, Tuan Yin terlihat sangat bahagia dengan pertemuan kali ini.
Lalu Tuan Yin mengajak Xin Ai berkeliling naik mobilnya dan berhenti di depan sebuah toko boneka, Xin Ai terus saja memandangi sebuah boneka yang terpajang di etalase toko, Tuan Yin menyadari itu dan segera membelikan Xin Ai dan mengantar nya pulang. Tanpa Tuan Yin sadari ternyata Nyonya Yin ada di sekitar kedai milik ibu Xin Ai. Ajhuma melihat anaknya di antar oleh Tuan Yin ia pun bersembunyi di balik pintu agar mereka tidak melihatnya.
Sampai di dalam rumah Xin Ai sangat senang melihat boneka nya ia pun berbicara pada boneka itu, ia bingung kenapa ayah En Xi sangat baik padanya dan ia sangat iri pada En Xi, ia juga ingin memiliki ayah seperti ayah En Xi.
Tiba-tiba ibu Xin Ai masuk ke dalam rumah ia langsung memukul Xin Ai dan bertanya boneka dari mana itu, Xin Ai bingung kenapa ibu nya tiba-tiba memukulnya ia mendapatkan boneka ini dari orang kaya dan ia merasa tidak berbuat kejahatan. Ibu Xin Ai tetap saja memukul nya, ia sangat kesal kenapa Xin Ai tidak tahu sopan santun sama sekali dan tidak tahu malu. Xin Ai sangat tidak terima atas perlakuan ibunya, ia bilang bahwa semenjak kecil sampai sekarang ia tidak pernah mempunyai boneka, saat teman-teman sekelasnya mendapatkan nilai bagus mereka mendapatkan baju cantik, tapi apa yang ia dapat hanya pukulan. Ibu Xin Ai semakin kalap dan pada akhirnya ia mengusir Xin Ai. Xin Ai pun menjawab bahwa ia akan keluar dari rumah dan akan mencari orang kaya itu dan tak akan kembali.
Karena terlalu emosi tanpa ibu nya sadari ia bilang bahwa semakin Xin Ai pergi jauh itu semakin baik cari saja orang tua aslimu. Xin Ai bingung ia pun bertanya siapa orang tua asli nya. Ibu Xin Ai hanya bisa terduduk lemas mendengar pertanyaan Xin Ai.
Sedangkan Tuan Yin pergi ke tempat toko boneka tadi untuk membelikan boneka yang sama dengan boneka Xin Ai. Tanpa di duga Nyonya Yin sudah menunggu di depan mobil Tuan Yin. Tuan Yin heran kenapa istrinya bisa ada disitu. Nyonya Yin menjawab bahwa ia ingin masuk ke toko yang sama tapi karena melihat mobil suaminya ia pun menunggu.
Di perjalanan Tuan Yin bertanya pada istri nya pergi dari manakah istrinya, istrinya tidak memberikan jawaban ia malah balik bertanya pada suaminya dari mana ia pergi. Akhirnya mereka sama-sama diam tidak memberikan jawaban masing-masing. Lalu nyonya Yin meminta agar mereka membawa Jun Xi dan En Xi jalan-jalan bersama (menurut aku sih karena ibu En Xi merasa bersalah atas tindakan suaminya tadi dan ia ingin menebusnya dengan membuat En Xi bahagia ..)
Mereka pun pergi memancing dan ibu membuat barbeque. Ayah menghampiri ibu dan ingin jujur dari manakah ia kemarin karena ibu tahu apa yang akan suaminya bilang, ia mohon pada suaminya jangan merusak perasaan bahagianya saat ini, ia tak akan meninggalkan mereka dan ia meminta pada suaminya untuk berjanji selalu bersama Jun Xi dan En Xi. Tanpa terasa malam sudah tiba mereka pun pulang dan bercanda-canda sepanjang perjalanan pulang, tapi sesampainya di halaman rumah mereka melihat ada seorang gadis sendirian di depan rumah mereka.
Lalu mereka mendekat untuk melihat siapa yang ada di depan rumah mereka, ternyata itu adalah Xin Ai. Tuan Yin bilang pada Xin Ai bahwa ia akan membawanya pergi tapi Xin Ai jawab kalau ia sudah tahu semuanya. En Xi terlihat bingung dengan apa yang Xin Ai bicarakan ia bertanya pada ibunya. Lalu Xin Ai bertanya pada Tuan dan Nyonya Yin benarkah bahwa dia putri mereka.
En Xi menengok pada ayah dan ibunya juga pada Jun Xi, ia memanggil nama Xin Ai tapi Xin Ai langsung berbicara bahwa En Xi bukanlah putrid kandungnya tapi ialah yang putri kandung Tuan dan Nyonya Yin.
Mendengar hal itu tanpa penjelasan dari orang tuanya En Xi pun berlari meninggalkan mereka semua. Lalu tanpa berfikir panjang lagi Jun Xi lari mengejarnya. Xin Ai hanya bisa menangis dan Tuan Yin pun membawanya masuk ke dalam rumah sedangkan Nyonya Yin menunggu Jun Xi dan En Xi diluar rumah. Saat ini Xin Ai berada di kamar En Xi ia melihat seluruh ruangan dimana banyak terdapat boneka lucu yang selama ini ia tidak miliki. Jun Xi masih berlari kesana-sini mencari keberadaan En Xi, akhirnya stelah lama mencari ia menemukan En Xi di depan pabrik kosong tempat dimana mereka dulu berteduh dari hujan.
Jun Xi bertanya kenapa En Xi disini dan tidak pulang. En Xi bertanya pada Jun Xi apakah ia benar-benar bukan anak ayah dan ibu mereka dan juga bukan adik Jun Xi. Jun Xi oun menjawab bahwa En Xi benar adik kandungnya, tapi En Xi ragu karena kenyataan nya hanya dialah yang tidak bisa menggambar, muka ia juga tidak mirip dan ia juga tidak pintar dalam belajar. Jun Xi menangis ia bilang bahwa En Xi tidak boleh berbicara seperti itu dan menyuru En Xi pulang dengannya.
Tapi En Xi tak juga mau berdiri ia tetap duduk dan terus menangis. Jun Xi semakin khawatir ia bilang oke kalau kau bukan adikku, adikku itu orang yang nurut dan tak akan pernah membuat kakaknya sakit hati dan sedih. Ia bilang pada En Xi bahwa ia sangat khawatir, saat kecil main petak umpet Jun Xi sangat khawatir tidak dapat menemukan En Xi, tapi adikku sangat baik hati ia sengaja keluar agar kakaknya menemukannya maka dari itu pulang lah bersamaku. Dan akhirnya mau pulang Jun Xi pun mengendongnya sampai rumah. Ia pun tertidur di kamar Jun Xi, Jun Xi pun mengalah tidur di lantai karena di dalam kamar nya sekarang ada Xin Ai.
Sedangkan Tuan dan Nyonya Yin sedang ada di ruang tamu, Nyonya Yin minta pada suami nya agar besok pagi membawa Xin Ai pergi dan pulang kerumahnya sendiri. Tapi Tuan Yin tidak bisa karena ia tidak tega dengan keadaan lingkungan Xin Ai tinggal, ia juga bingung kenapa istrinya sangat kejam pada anak kandung mereka sendiri. Nyonya Lin hanya menjawab apa suaminya pernah berfikir bagaimana kondisi En Xi saat ini, apa kita harus mengusirnya, ia hanya ingin menlindungi selamanya. Kalau ia berbaik hati pada Xin Ai berarti ia akan kehilang En Xi untuk selamanya. Pagi harinya Xin Ai sedang melihat-lihat baju En Xi di dalam lemarinya, ibu datang dan berkata bahwa ia tidak boleh menyentuh semua barang milik En Xi dan memakai bajunya, karena ia membawakan baju untuk Xin Ai.
Lalu mereka berlima pun sarapan bersama di satu meja, ibu membawa kan 1 set gelas bergambar milik ayah, miliknya, Jun Xi dan juga En Xi ia memberikan pada masing-masing pemiliknya sedangkan Xin Ai memakai gelas biasa dan lain. Semua mata tertuju pada gelas itu, ayah menyadarinya dan ia malah meninggalkan meja dan tidak jadi untuk sarapan. Lalu mereka berangkat ke sekolah bersama-sama mengendarai sepeda. Jun Xi membonceng En Xi dan Xin Ai mengendarai sepeda sendiri. Xin Ai sangat cemburu karena seharusnya kakak nya membonceng dia bukan En Xi, Xin Ai pun berusaha terus menyerobot jalan karena Jun Xi tidak suka ia pun membalap Xin Ai.
Xin Ai pun sampai duluan ke kelas. En Xi bertanya pada Jun Xi apakah kakak nya khawatir kalau teman-teman mereka akan mengetahui hal yang terjadi pada keluarga nya dan En Xi pun tidak mampu bertahan. Jun Xi pun berkata bahwa ia yakin En Xi tidak akan rapuh. Sampai di pintu kelas semua orang memandang En Xi dengan tatapan tajam. Tanpa berfikir buruk En Xi langsung menuju bangku nya, tapi teman sebangkunya menangis setelah En Xi datang. Ternyata Xin Ai sudah memberi tahu pada semua teman-temannya kalau En Xi adalah anak yang tertukar dengan dirinya. Teman-temannya bilang berarti Xin Ai lah yang akan tinggal di rumah En Xi dan En Xi akan tinggal dirumah Xin Ai.
Sahabatnya menangis sambil memeluk En Xi ia bertanya pada En Xi apakah semua itu benar, En Xi hanya menjawab benar dan ia tidak apa-apa. Nyonya Yin datang ke kedai ajhuma, ia bilang ia hendak makan. Tapi stelah dihidangkan ia melihat makanan itu tidak begitu menggiurkan tapi ia tetap mencicipinya. Ajhumma membuka pembicaraan dengan menanyakan Xin Ai dan ia bertanya apakah ,ereka akan bena-benar menukar anak mereka dengan Xin Ai. Nyonya Yin menjawab bahwa ajhumma dapat membawa Xin Ai kembali karena En Xi dari kecil suka sakit dan ia akan menjaganya setiap saat.
Ajhumma berkata apakah Nyonya Yin tidak kasihan dengan Xin Ai karena dari kecil ia hidup susah karena ia tidak mampu memberikan kehidupan yang layak, ayah Xin Ai suka berjudi dan tidak menghasilkan uang tapi bagaimanapu di adalah putriku juga, aku mau bilang padanya bahwa aku tidak bisa menyerahkannya padamu. Setelah kepergian Nyonya Yin, ajhumma merasa sangat terpukul ia pun minum-minum sendiri sambil tiada henti menangis sambil bersenandung (mianhe aku ga tau lagu apa yang di nyanyiin, aku sedih dengernya hiks …) sama seperti yang di lakukan Nyonya Yin di kamar En Xi, ia melihat sekeliling dan menangis.
Setelah pulang sekolah, Xin Ai menunggu En Xi di depan gerbang sekolah. Xin Ai bertanya En Xi mau kemana, dan En Xi menjawab bahwa ia akan pulang. Tapi Xin Ai berkata bahwa rumah keluarga Yin adalah bukan rumahnya lagi, rumah En Xi sekarang adalah rumah yang Xin Ai tempati dlu. Dan akhirnya Xin Ai menarik tangan En Xi untuk pulang kerumah nya dlu, walaupun En Xi menolak tapi tetap Xin Ai membawanya pergi. Lalu karena khawatir sahabat En Xi pun mencari Jun Xi dan memberitahu bahwa Xin Ai membawa pergi En Xi kerumah Xin Ai dulu.
Sampai lah Xin Ai dan En Xi di depan kedai, ajhumma melihat mereka berdua dengan heran. Lalu ajhumma memanggil Xin Ai, tapi Xin Ai malah menjawab aku bukan Xin Ai dialah Xin Ai sambil menunjuk kearah En Xi. Ajhumma marah karena Xin Ai berani berkata seperti itu, ketika ajhumma berniat memukul Xin Ai, Xin Ai pun kabur tapi dengan cepat di hadang oleh Jun Xi dan di tampar lah pipi Xin Ai.
Xin Ai kaget dan hanya bisa memandang Jun Xi dan segera berlari meninggalkan mereka semua. Lalu Jun Xi pun menarik En Xi pulang.
Karena tau siapa yang hampir ia tabrak adalah Xin Ai Tuan Yin pun segera memanggil Xin Ai. Lalu mereka berbincang-bincang dan makan bersama. Xin Ai telihat sangat lapar dan menikmati makanan yang di belikan oleh Tuan Yin, Tuan Yin pun menuangkan air untuk Xin Ai, Tuan Yin terlihat sangat bahagia dengan pertemuan kali ini.
Lalu Tuan Yin mengajak Xin Ai berkeliling naik mobilnya dan berhenti di depan sebuah toko boneka, Xin Ai terus saja memandangi sebuah boneka yang terpajang di etalase toko, Tuan Yin menyadari itu dan segera membelikan Xin Ai dan mengantar nya pulang. Tanpa Tuan Yin sadari ternyata Nyonya Yin ada di sekitar kedai milik ibu Xin Ai. Ajhuma melihat anaknya di antar oleh Tuan Yin ia pun bersembunyi di balik pintu agar mereka tidak melihatnya.
Sampai di dalam rumah Xin Ai sangat senang melihat boneka nya ia pun berbicara pada boneka itu, ia bingung kenapa ayah En Xi sangat baik padanya dan ia sangat iri pada En Xi, ia juga ingin memiliki ayah seperti ayah En Xi.
Tiba-tiba ibu Xin Ai masuk ke dalam rumah ia langsung memukul Xin Ai dan bertanya boneka dari mana itu, Xin Ai bingung kenapa ibu nya tiba-tiba memukulnya ia mendapatkan boneka ini dari orang kaya dan ia merasa tidak berbuat kejahatan. Ibu Xin Ai tetap saja memukul nya, ia sangat kesal kenapa Xin Ai tidak tahu sopan santun sama sekali dan tidak tahu malu. Xin Ai sangat tidak terima atas perlakuan ibunya, ia bilang bahwa semenjak kecil sampai sekarang ia tidak pernah mempunyai boneka, saat teman-teman sekelasnya mendapatkan nilai bagus mereka mendapatkan baju cantik, tapi apa yang ia dapat hanya pukulan. Ibu Xin Ai semakin kalap dan pada akhirnya ia mengusir Xin Ai. Xin Ai pun menjawab bahwa ia akan keluar dari rumah dan akan mencari orang kaya itu dan tak akan kembali.
Karena terlalu emosi tanpa ibu nya sadari ia bilang bahwa semakin Xin Ai pergi jauh itu semakin baik cari saja orang tua aslimu. Xin Ai bingung ia pun bertanya siapa orang tua asli nya. Ibu Xin Ai hanya bisa terduduk lemas mendengar pertanyaan Xin Ai.
Sedangkan Tuan Yin pergi ke tempat toko boneka tadi untuk membelikan boneka yang sama dengan boneka Xin Ai. Tanpa di duga Nyonya Yin sudah menunggu di depan mobil Tuan Yin. Tuan Yin heran kenapa istrinya bisa ada disitu. Nyonya Yin menjawab bahwa ia ingin masuk ke toko yang sama tapi karena melihat mobil suaminya ia pun menunggu.
Di perjalanan Tuan Yin bertanya pada istri nya pergi dari manakah istrinya, istrinya tidak memberikan jawaban ia malah balik bertanya pada suaminya dari mana ia pergi. Akhirnya mereka sama-sama diam tidak memberikan jawaban masing-masing. Lalu nyonya Yin meminta agar mereka membawa Jun Xi dan En Xi jalan-jalan bersama (menurut aku sih karena ibu En Xi merasa bersalah atas tindakan suaminya tadi dan ia ingin menebusnya dengan membuat En Xi bahagia ..)
Mereka pun pergi memancing dan ibu membuat barbeque. Ayah menghampiri ibu dan ingin jujur dari manakah ia kemarin karena ibu tahu apa yang akan suaminya bilang, ia mohon pada suaminya jangan merusak perasaan bahagianya saat ini, ia tak akan meninggalkan mereka dan ia meminta pada suaminya untuk berjanji selalu bersama Jun Xi dan En Xi. Tanpa terasa malam sudah tiba mereka pun pulang dan bercanda-canda sepanjang perjalanan pulang, tapi sesampainya di halaman rumah mereka melihat ada seorang gadis sendirian di depan rumah mereka.
Lalu mereka mendekat untuk melihat siapa yang ada di depan rumah mereka, ternyata itu adalah Xin Ai. Tuan Yin bilang pada Xin Ai bahwa ia akan membawanya pergi tapi Xin Ai jawab kalau ia sudah tahu semuanya. En Xi terlihat bingung dengan apa yang Xin Ai bicarakan ia bertanya pada ibunya. Lalu Xin Ai bertanya pada Tuan dan Nyonya Yin benarkah bahwa dia putri mereka.
En Xi menengok pada ayah dan ibunya juga pada Jun Xi, ia memanggil nama Xin Ai tapi Xin Ai langsung berbicara bahwa En Xi bukanlah putrid kandungnya tapi ialah yang putri kandung Tuan dan Nyonya Yin.
Mendengar hal itu tanpa penjelasan dari orang tuanya En Xi pun berlari meninggalkan mereka semua. Lalu tanpa berfikir panjang lagi Jun Xi lari mengejarnya. Xin Ai hanya bisa menangis dan Tuan Yin pun membawanya masuk ke dalam rumah sedangkan Nyonya Yin menunggu Jun Xi dan En Xi diluar rumah. Saat ini Xin Ai berada di kamar En Xi ia melihat seluruh ruangan dimana banyak terdapat boneka lucu yang selama ini ia tidak miliki. Jun Xi masih berlari kesana-sini mencari keberadaan En Xi, akhirnya stelah lama mencari ia menemukan En Xi di depan pabrik kosong tempat dimana mereka dulu berteduh dari hujan.
Jun Xi bertanya kenapa En Xi disini dan tidak pulang. En Xi bertanya pada Jun Xi apakah ia benar-benar bukan anak ayah dan ibu mereka dan juga bukan adik Jun Xi. Jun Xi oun menjawab bahwa En Xi benar adik kandungnya, tapi En Xi ragu karena kenyataan nya hanya dialah yang tidak bisa menggambar, muka ia juga tidak mirip dan ia juga tidak pintar dalam belajar. Jun Xi menangis ia bilang bahwa En Xi tidak boleh berbicara seperti itu dan menyuru En Xi pulang dengannya.
Tapi En Xi tak juga mau berdiri ia tetap duduk dan terus menangis. Jun Xi semakin khawatir ia bilang oke kalau kau bukan adikku, adikku itu orang yang nurut dan tak akan pernah membuat kakaknya sakit hati dan sedih. Ia bilang pada En Xi bahwa ia sangat khawatir, saat kecil main petak umpet Jun Xi sangat khawatir tidak dapat menemukan En Xi, tapi adikku sangat baik hati ia sengaja keluar agar kakaknya menemukannya maka dari itu pulang lah bersamaku. Dan akhirnya mau pulang Jun Xi pun mengendongnya sampai rumah. Ia pun tertidur di kamar Jun Xi, Jun Xi pun mengalah tidur di lantai karena di dalam kamar nya sekarang ada Xin Ai.
Sedangkan Tuan dan Nyonya Yin sedang ada di ruang tamu, Nyonya Yin minta pada suami nya agar besok pagi membawa Xin Ai pergi dan pulang kerumahnya sendiri. Tapi Tuan Yin tidak bisa karena ia tidak tega dengan keadaan lingkungan Xin Ai tinggal, ia juga bingung kenapa istrinya sangat kejam pada anak kandung mereka sendiri. Nyonya Lin hanya menjawab apa suaminya pernah berfikir bagaimana kondisi En Xi saat ini, apa kita harus mengusirnya, ia hanya ingin menlindungi selamanya. Kalau ia berbaik hati pada Xin Ai berarti ia akan kehilang En Xi untuk selamanya. Pagi harinya Xin Ai sedang melihat-lihat baju En Xi di dalam lemarinya, ibu datang dan berkata bahwa ia tidak boleh menyentuh semua barang milik En Xi dan memakai bajunya, karena ia membawakan baju untuk Xin Ai.
Lalu mereka berlima pun sarapan bersama di satu meja, ibu membawa kan 1 set gelas bergambar milik ayah, miliknya, Jun Xi dan juga En Xi ia memberikan pada masing-masing pemiliknya sedangkan Xin Ai memakai gelas biasa dan lain. Semua mata tertuju pada gelas itu, ayah menyadarinya dan ia malah meninggalkan meja dan tidak jadi untuk sarapan. Lalu mereka berangkat ke sekolah bersama-sama mengendarai sepeda. Jun Xi membonceng En Xi dan Xin Ai mengendarai sepeda sendiri. Xin Ai sangat cemburu karena seharusnya kakak nya membonceng dia bukan En Xi, Xin Ai pun berusaha terus menyerobot jalan karena Jun Xi tidak suka ia pun membalap Xin Ai.
Xin Ai pun sampai duluan ke kelas. En Xi bertanya pada Jun Xi apakah kakak nya khawatir kalau teman-teman mereka akan mengetahui hal yang terjadi pada keluarga nya dan En Xi pun tidak mampu bertahan. Jun Xi pun berkata bahwa ia yakin En Xi tidak akan rapuh. Sampai di pintu kelas semua orang memandang En Xi dengan tatapan tajam. Tanpa berfikir buruk En Xi langsung menuju bangku nya, tapi teman sebangkunya menangis setelah En Xi datang. Ternyata Xin Ai sudah memberi tahu pada semua teman-temannya kalau En Xi adalah anak yang tertukar dengan dirinya. Teman-temannya bilang berarti Xin Ai lah yang akan tinggal di rumah En Xi dan En Xi akan tinggal dirumah Xin Ai.
Sahabatnya menangis sambil memeluk En Xi ia bertanya pada En Xi apakah semua itu benar, En Xi hanya menjawab benar dan ia tidak apa-apa. Nyonya Yin datang ke kedai ajhuma, ia bilang ia hendak makan. Tapi stelah dihidangkan ia melihat makanan itu tidak begitu menggiurkan tapi ia tetap mencicipinya. Ajhumma membuka pembicaraan dengan menanyakan Xin Ai dan ia bertanya apakah ,ereka akan bena-benar menukar anak mereka dengan Xin Ai. Nyonya Yin menjawab bahwa ajhumma dapat membawa Xin Ai kembali karena En Xi dari kecil suka sakit dan ia akan menjaganya setiap saat.
Ajhumma berkata apakah Nyonya Yin tidak kasihan dengan Xin Ai karena dari kecil ia hidup susah karena ia tidak mampu memberikan kehidupan yang layak, ayah Xin Ai suka berjudi dan tidak menghasilkan uang tapi bagaimanapu di adalah putriku juga, aku mau bilang padanya bahwa aku tidak bisa menyerahkannya padamu. Setelah kepergian Nyonya Yin, ajhumma merasa sangat terpukul ia pun minum-minum sendiri sambil tiada henti menangis sambil bersenandung (mianhe aku ga tau lagu apa yang di nyanyiin, aku sedih dengernya hiks …) sama seperti yang di lakukan Nyonya Yin di kamar En Xi, ia melihat sekeliling dan menangis.
Setelah pulang sekolah, Xin Ai menunggu En Xi di depan gerbang sekolah. Xin Ai bertanya En Xi mau kemana, dan En Xi menjawab bahwa ia akan pulang. Tapi Xin Ai berkata bahwa rumah keluarga Yin adalah bukan rumahnya lagi, rumah En Xi sekarang adalah rumah yang Xin Ai tempati dlu. Dan akhirnya Xin Ai menarik tangan En Xi untuk pulang kerumah nya dlu, walaupun En Xi menolak tapi tetap Xin Ai membawanya pergi. Lalu karena khawatir sahabat En Xi pun mencari Jun Xi dan memberitahu bahwa Xin Ai membawa pergi En Xi kerumah Xin Ai dulu.
Sampai lah Xin Ai dan En Xi di depan kedai, ajhumma melihat mereka berdua dengan heran. Lalu ajhumma memanggil Xin Ai, tapi Xin Ai malah menjawab aku bukan Xin Ai dialah Xin Ai sambil menunjuk kearah En Xi. Ajhumma marah karena Xin Ai berani berkata seperti itu, ketika ajhumma berniat memukul Xin Ai, Xin Ai pun kabur tapi dengan cepat di hadang oleh Jun Xi dan di tampar lah pipi Xin Ai.
Xin Ai kaget dan hanya bisa memandang Jun Xi dan segera berlari meninggalkan mereka semua. Lalu Jun Xi pun menarik En Xi pulang.
-Bersambung-
3 komentar:
kak okta or kak via or kak diana critanya cippppp
min, saya mau tanya, kalau mau nonton link nya apa ya?
makasih :)
Pada awalnya saya tidak berniat menonton atau membaca sinopsis film autumn in my heart ini,tapi tanpa disengaja saat saya mencari sinopsis film yg akan saya baca,saya ikut membaca sinopsis film ini,ceritanya menarik,dan konflik sudah ada pada episode 1. Ceritanya oke (y).
Posting Komentar